SOROTAN KATA – Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari nilai normal, sesuai dengan usia dan jenis kelamin seseorang.
Pada orang sehat, sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi membawa oksigen serta nutrisi seperti vitamin dan mineral ke otak dan jaringan tubuh lainnya.
Anemia dapat didiagnosis melalui pemeriksaan darah sederhana, yang merupakan bagian dari hitung darah lengkap. Pemeriksaan ini mengukur persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin.
Kadar Hb normal berbeda antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan klasifikasi World Health Organization (WHO), anemia pada perempuan terjadi ketika kadar Hb <12 g/dL.
Dilansir dari laman yankes.kemkes.go.id pada Senin, 19 Agustus 2024, gejala anemia meliputi kelelahan, wajah pucat, kurang bersemangat, kesulitan berkonsentrasi, mengantuk, kurang nafsu makan, pusing, sesak napas, mudah kesemutan, mual, detak jantung cepat, dan kulit serta bagian putih mata yang tampak kekuningan.
Anemia Dapat Disebabkan oleh Beberapa Faktor
- Kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi, vitamin B, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur penting untuk pembentukan sel darah merah.
- Menstruasi yang berlebihan, di mana wanita yang mengalami menstruasi berat dapat kehilangan banyak zat besi.
- Kehamilan, karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
- Penyakit tertentu, seperti gastritis dan radang usus buntu yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan.
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti aspirin dan anti-inflamasi, yang dapat menyebabkan perdarahan lambung atau mengganggu penyerapan zat besi dan vitamin.
- Operasi pengangkatan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi) yang mengurangi penyerapan zat besi dan vitamin B.
- Penyakit radang kronis seperti lupus, artritis reumatoid, penyakit ginjal, masalah kelenjar tiroid, dan beberapa jenis kanker yang mempengaruhi pembentukan sel darah merah.
- Infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri pada anak-anak yang menyebabkan kekurangan darah parah.
- Pola makan yang tidak teratur dan kebiasaan buruk, seperti sering tidak sarapan atau makan siang, yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin.
Pengobatan anemia bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin kembali ke nilai normal, sehingga gejala yang dialami penderita dapat hilang. Pengobatan juga harus mengatasi penyebab anemia, yang meliputi:
- Transfusi darah.
- Kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh.
- Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang memproduksi lebih banyak sel darah merah.
- Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainnya.
Resiko Gagal Jantung
Anemia dapat meningkatkan risiko gagal jantung karena penurunan konsentrasi hemoglobin yang penting untuk distribusi oksigen ke otot selama aktivitas.
Pada pasien dengan gagal jantung, kemampuan kompensasi fisiologis terhadap penurunan kadar Hb berkurang, sehingga terjadi penurunan kapasitas aerobik sebagai respons terhadap anemia.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penurunan Hb dan peningkatan keparahan gagal jantung berdasarkan klasifikasi New York Heart Association (NYHA).
Anemia juga menyebabkan ketidaknormalan fungsi dan struktur jantung. Kurangnya aliran darah ke pembuluh darah perifer akibat anemia, menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan penurunan tekanan darah.
Kondisi ini mengaktifkan sistem hormonal, mengurangi aliran darah ke ginjal dan laju filtrasi glomerulus, serta meningkatkan penyerapan air dan garam.
Volume cairan ekstrasel yang meningkat akibat retensi cairan, menyebabkan hemodilusi dan semakin rendahnya kadar Hb. Volume plasma yang berlebihan menambah beban jantung, mengakibatkan dilatasi ventrikel, dan pada akhirnya memperburuk kondisi gagal jantung.***