Connect with us

Daerah

Ketua Organda Tidore Kecam Tindakan Premanisme Diduga Dilakukan Tim SAMADA di Mareku

Published

on

Ketua Organda Tidore, Amir Soleman.
Ketua Organda Tidore, Amir Soleman.

SOROTAN KATA – Diduga sikap pendukung dan simpatisan pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tidore nomor urut 2, Syamsul Rizal Hasdy dan Adam Dano Djafar (SAMADA), disebut berpotensi memicu konflik menjelang hari pencoblosan.

Pasalnya, diduga sejumlah pendukung SAMADA di Kelurahan Mareku, Kecamatan Tidore Utara, bertindak seperti preman dengan menghentikan beberapa angkutan umum (angkot) yang melintas di depan posko SAMADA. Mereka bahkan merobek stiker paslon nomor urut 1, MASI AMAN, yang terpasang di sejumlah mobil angkot.

Advertisement

Tindakan tidak terpuji tersebut dipimpin oleh seorang pendukung SAMADA bernama Imran Utmona alias Iman. Insiden memalukan ini terjadi pada Senin, 25 November 2024 sekitar pukul 09.30 WIT.

Fandi Burhan, seorang sopir angkot yang menjadi korban, menceritakan bahwa saat itu ia sedang mengemudi angkot dari arah Terminal Sarimalaha menuju Terminal Rum dengan beberapa penumpang di dalamnya. Ketika melintas di depan posko SAMADA di Kelurahan Mareku, mobilnya dihentikan secara paksa oleh pendukung SAMADA.

Advertisement

“Saat mobil berhenti, Iman langsung mencabut kunci mobil, kemudian berjalan ke belakang untuk merobek stiker MASI AMAN yang terpasang di kaca belakang mobil,” ujar Fandi.

Fandi menjelaskan bahwa ia sempat beradu argumen dengan Iman, mempertanyakan haknya untuk menghentikan angkot di tengah jalan dan merobek stiker secara paksa.

Advertisement

“Cabut stiker itu kan kewenangan KPU atau Bawaslu. Iman itu siapa sampai bertindak seperti itu?” kata Fandi dengan nada kesal.

Ketua Organda Tidore, Amir Soleman, turut mengecam tindakan tidak terpuji yang dilakukan Iman dan pendukung SAMADA lainnya. Ia menegaskan bahwa jika pemasangan stiker melanggar aturan, maka penertiban harus dilakukan oleh pihak berwenang seperti KPU, Bawaslu, TNI, atau Polri.

Advertisement

“Tim sukses tidak punya hak untuk bertindak seperti preman di jalan dan menghentikan setiap angkot yang lewat. Kalau memang ada pelanggaran, laporkan saja ke pihak yang memiliki otoritas,” ujar Amir.

Amir menjelaskan bahwa Organda sebenarnya telah menerima arahan untuk mencabut stiker-stiker tersebut, tetapi informasi baru diterima pada malam hari. Sosialisasi kepada sopir angkot baru dilakukan pagi ini, sehingga tidak ada alasan bagi tim sukses untuk bertindak sepihak.

Advertisement

“Ketika mereka menghentikan angkot, ada penumpang di dalamnya. Kami siap mencabut stiker tersebut, tetapi tindakan tim SAMADA ini sudah kelewatan,” tegas Amir.***

Advertisement
Advertisement

Trending