SOROTAN KATA – Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau yang lebih dikenal dengan istilah “saraf terjepit” adalah kondisi di mana terjadi perpindahan cakram tulang rawan yang berada di antara badan vertebra, yang kemudian menekan langsung pada saraf (sumsum tulang belakang).
Banyak permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil selama masa kehamilannya, termasuk ketidaknyamanan yang mempengaruhi kesehatannya.
Ketidaknyamanan tersebut bisa berupa peregangan ligamen di area kemaluan yang menyebabkan nyeri pinggang, punggung, kompresi saraf, edema (pembengkakan) pada ibu dengan tekanan darah tinggi, serta kandidiasis vagina.
Saraf terjepit merupakan kondisi yang berbahaya karena dapat mengganggu sistem saraf dalam mengirimkan sinyal antara otak dan bagian tubuh lainnya.
Penyebab saraf terjepit pada ibu hamil dapat berasal dari posisi tidur yang salah atau kesalahan saat mengangkat benda berat.
Ibu hamil dengan kompresi saraf berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi selama persalinan normal karena nyeri yang dirasakan.
Oleh karena itu, adaptasi seperti menjaga semangat, dukungan dari suami dan keluarga, serta pengobatan yang tepat sangat diperlukan.
Dampak Saraf Terjepit pada Ibu Hamil
Ibu hamil yang mengalami saraf terjepit berisiko membahayakan keselamatan dirinya dan janin, terutama jika melahirkan secara normal.
Kompresi saraf dapat merusak jaringan di sekitarnya, menyebabkan pembengkakan, tekanan tambahan, hingga terbentuknya jaringan parut. Jika terjadi dalam jangka pendek, saraf biasanya tidak mengalami kerusakan permanen. Namun, jika tekanan berlanjut, saraf bisa rusak secara permanen.
Penanganan Saraf Terjepit pada Ibu Hamil
Ibu hamil yang mengalami nyeri akibat saraf terjepit disarankan untuk tetap tenang dan memeriksakan kondisinya ke dokter. Kasus HNP ringan hingga sedang biasanya tidak membahayakan keselamatan ibu dan bayi.
Namun, pada kasus yang lebih parah, intervensi medis mungkin diperlukan. Nyeri punggung bawah dan panggul sering terjadi selama kehamilan, terutama pada trimester ketiga, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui penyebab pastinya.
Beberapa pilihan pengobatan konservatif yang dapat dibicarakan dengan dokter meliputi:
- Terapi fisik dengan latihan peregangan yang aman untuk ibu hamil.
- Akupunktur.
- Penggunaan kompres panas atau dingin.
- Pijat prenatal.
Selain itu, selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba metode penanganan apapun untuk memastikan keselamatan ibu dan janin.***