SOROTAN KATA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Maluku Utara (Malut) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi bencana, terutama di empat titik di Kota Ternate yang rentan terhadap banjir.
Petugas Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Muhammad Fauzi Bintiang pada Sabtu, 31 Agustus 2024, mengimbau masyarakat di Kota Ternate, untuk tetap siaga dengan menjauhi bantaran sungai dan menghindari aktivitas di daerah lereng yang rawan longsor di empat titik Kota Ternate.
Dia menjelaskan, berdasarkan pantauan, terdapat awan konvektif yang signifikan di wilayah Kota Ternate.
Kondisi terkini menunjukkan, hujan dengan intensitas sedang disertai angin kencang sejak pukul 10.00 WIT di empat titik, yaitu Pulau Ternate, Kota Ternate Selatan, Kota Ternate Utara, dan Kota Ternate Tengah.
“Kondisi ini dipicu oleh pergerakan awan ke arah barat dengan kecepatan sekitar 20 km per jam, dan diperkirakan akan berlangsung selama beberapa jam ke depan,” katanya.
Muhammad Fauzi juga mengimbau, pemerintah daerah dan pihak terkait untuk segera melakukan upaya mitigasi, atau pengurangan risiko bencana di lokasi-lokasi yang berpotensi terdampak, terutama dengan menyebarluaskan peringatan dini kepada warga agar sementara waktu menghindari kawasan-kawasan rawan tersebut.
Dia juga mengingatkan, seluruh masyarakat untuk tidak beraktivitas di daerah rawan longsor serta selalu memonitor perkembangan cuaca dari BMKG dan mematuhi arahan pemerintah setempat.
Diketahui, hujan lebat baru-baru ini menyebabkan banjir bandang di Kelurahan Rua, Kota Ternate, yang mengakibatkan 18 korban jiwa, satu orang hilang, serta akses jalan tertutup longsor. Sebanyak 25 rumah warga dan satu musholla mengalami kerusakan berat.
Sementara itu, Tim SAR gabungan terus melanjutkan pencarian terhadap satu korban yang masih hilang akibat banjir bandang di Kelurahan Rua, Kota Ternate.
“Pencarian pada hari ketujuh ini dilakukan dengan membagi tim menjadi dua kelompok serta mengerahkan sejumlah alat berat ke titik-titik yang telah dipetakan sebagai target,” ujar Kepala Basarnas Ternate, Fathur Rahman.
Dia menambahkan bahwa proses pencarian telah dibagi menjadi dua kelompok. Salah satu kelompok, misalnya, fokus mencari korban di lokasi yang sudah ditargetkan, karena sebelumnya ditemukan dua korban di area tersebut.
Satu korban yang masih hilang adalah anggota keluarga yang saat kejadian berada di dalam rumah, sehingga tidak sempat menyelamatkan diri dan tertimbun material lumpur.
Namun, pencarian korban terkendala oleh cuaca, terutama karena puncak Gunung Gamalama tertutup awan, dan dalam dua hari terakhir terjadi hujan dengan intensitas sedang.***