SOROTAN KATA – Seorang nelayan asal Desa Lili, Kabupaten Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara (Malut), bernama Yusuf Ridua, dilaporkan hilang setelah jatuh dari perahu akibat tersambar petir saat sedang melaut di perairan Tanjung Lili, Halmahera Timur.
“Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate telah mengirimkan satu tim penyelamat ke lokasi kejadian untuk melakukan operasi pencarian terhadap korban,” kata Kepala BPBD Kabupaten Haltim, Darso Gadjal pada Selasa, 10 September 2024.
Ia menjelaskan, insiden tersebut terjadi pada 9 September 2024 pukul 15.00 WIT. Saat itu, korban sedang memancing di atas perahu, namun tiba-tiba cuaca mendung dan korban tersambar petir, menyebabkan ia jatuh dari perahu dan menghilang.
Keluarga korban, melalui BPBD Haltim, melaporkan kejadian tersebut ke Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Ternate, meminta bantuan dari tim SAR.
Sementara itu, Zaky Alin Nuary, Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Sultan Baabullah Ternate, BMKG Ternate, mengatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini terkait angin kencang dan gelombang tinggi yang berlaku mulai 10 September pukul 12.00 WIT hingga 14 September 2024 pukul 00.00 WIT.
Ia menyebutkan bahwa dua bibit siklon tropis terpantau di Samudera Pasifik yang diprakirakan semakin menguat, berdampak pada peningkatan kecepatan angin di wilayah Malut hingga 45 km/jam dan gelombang tinggi di perairan setempat.
Potensi angin kencang diperkirakan akan melanda Kota Ternate, Tidore Kepulauan, Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Pulau Morotai, Kepulauan Sula, dan Kepulauan Taliabu. Gelombang setinggi 1,25 – 2,5 meter juga diprediksi terjadi di penyeberangan perairan Ternate–Loloda, Ternate–Sofifi, Ternate–Jailolo, serta Ternate–Bacan–Obi–Sanana.
Zaky mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di area yang rawan dan mempertimbangkan kondisi cuaca saat berlayar di perairan Maluku Utara.***