SOROTAN KATA – Warga Desa Ake Kolano, Kecamatan Oba Utara, menyatakan akan menolak calonan Wali Kota Tidore, Syamsul Rizal dan Adam Dano, dengan Jargon SAM ADA.
Hal ini disampaikan oleh Jon Kalampung saat pertemuan di Desa Ake Kolano pada Rabu, 4 September 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Jon menyatakan, sebagai warga Oba, khususnya dari suku Sanger, mereka merasa sangat tersinggung dengan perkataan Syamsul Rizal Hadi.
Jon mengungkapkan, selama suku Sanger mendiami daratan Oba, mereka selalu berbuat baik dan tidak pernah melakukan hal-hal yang merugikan orang lain.
“Saya dan orang Sanger sangat merasa tersakiti dengan pernyataan ini,” ujar Jon.
Lebih lanjut, Jon menegaskan, ia dan suku Sanger akan melakukan gerakan penolakan jika Syamsul Rizal berkampanye di Ake Kolano.
“Malam ini saya sungguh-sungguh menyatakan bahwa saya akan melakukan penolakan, karena apa yang dia ucapkan sangat menyakiti kami,” tegas Jon.
Syamsul Rizal membuat pernyataan yang dianggap rasis saat melakukan pertemuan tatap muka di Kelurahan Mareku pada tahun 2022 lalu.
Pernyataan Syamsul tersebut sempat memancing reaksi warga Oba, sehingga mereka melaporkan Syamsul Rizal ke Polresta Tidore dan melakukan aksi demonstrasi.
Warga menilai, dalam pidato Syamsul yang membahas konsep pembangunan Tidore, terdapat kalimat yang mengandung diskriminasi terhadap ras dan suku Sanger.
Saat itu, Syamsul Rizal memaparkan konsep pembangunan Tidore dan mengatakan bahwa ke depan, konsep Tidore harus seperti Jeddah dan Mekkah.
“Kalau konsep modernisasi itu di Oba, kalau mau membangun peradaban, mental, moral itu di Tidore. Iapun akan menjadikan Tidore sebagai pusat peradaban Islam di Asia Tenggara,” katanya saat itu.
Ia juga merencanakan untuk membangun masjid besar dengan nama Masjid Jazirah Al Mulk yang akan menjadi pusat peradaban Islam di Asia Tenggara, termasuk museum Moloku Kie Raha.
“Kalau mau kaco (membuat onar) dan mau keto (mabuk) dan lain-lain itu di Oba, jangan di Tidore. Karena Tidore adalah negeri tarekat dan negeri adab. Jangan kotori. Kalau mau kotori itu di sana, bersama Sangir-Sangir di Oba,” tegas Samsul.***