Peraturan Pemerintah Tentang MBDK, Begini Tanggapan Masyarakat

Berita171 Dilihat

SOROTAN KATA – Menyusul adanya peraturan pemerintah tentang produksi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK), masyarakat memberikan berbagai tanggapan.

Seorang karyawan swasta yang peduli kesehatan, Dinno (32), menyatakan bahwa peraturan ini penting untuk keamanan dan kesehatan publik.

“Peraturan ini sangat penting, terutama mengenai kandungan gula, karena minuman kemasan di pasaran semakin banyak. Dengan adanya peraturan pemerintah, diharapkan minuman kemasan yang beredar aman untuk kesehatan,” kata Dinno saat pada Minggu, 11 Agustus 2024.

Dinno menambahkan, peraturan ini bisa berfungsi seperti aturan untuk rokok, membantu masyarakat memahami bahaya konsumsi gula berlebihan.

Dia juga mengungkapkan perlunya sosialisasi kepada produsen, karena komposisi dan jumlah gula pada label kemasan sering kali kecil dan membingungkan, sehingga konsumen mungkin mengabaikannya demi rasa.

Sebaliknya, Alvioni (29) berpendapat bahwa sosialisasi langsung kepada masyarakat lebih penting karena banyak orang masih belum mendapatkan akses informasi yang memadai tentang bahaya minuman berpemanis kemasan.

“Sosialisasi itu sangat penting karena tidak semua masyarakat mendapat akses informasi yang baik, mungkin hanya sebagian saja yang mendapat informasi tentang bahaya minuman kemasan,” kata Alvioni di Jakarta Selatan.

Alvioni, yang bekerja di bilangan Sudirman, mengatakan bahwa sosialisasi dari pihak terkait akan lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya minuman berpemanis kemasan, seperti cara membaca kadar gula di kemasan.

“Kita sebagai konsumen harus jeli melihat label kemasan dan mengetahui itu untuk beberapa kemasan. Kadang angka kecil di label harus dikali beberapa kali,” lanjutnya.

Selain sosialisasi dan peraturan tertulis, Alvioni juga menyarankan agar supermarket wajib menampilkan jumlah kandungan gula dalam minuman kemasan untuk memudahkan masyarakat memilih minuman yang baik.

Baca Juga  Band Archa Asal Ambon Rilis Lagu Terbaru Angkat Kultur Maluku

Dia menyebutkan bahwa masih sedikit supermarket yang menerapkan hal ini, sehingga diharapkan ada kebijakan yang mendukung pengurangan asupan gula harian.

Hal senada juga disampaikan oleh ibu satu anak, Siti Ayu (31), yang menganggap sosialisasi oleh praktisi kesehatan sangat diperlukan untuk menjangkau masyarakat secara tepat sasaran.

Siti Ayu juga menyarankan agar sosialisasi dilakukan melalui iklan di televisi untuk menjangkau masyarakat yang tidak menggunakan smartphone.

“Praktisi kesehatan bisa memberikan edukasi yang ringan namun tepat sasaran. Iklan layanan masyarakat di TV juga bisa efektif untuk menjangkau masyarakat yang masih sering menonton TV,” katanya.

Dinno juga menekankan pentingnya sosialisasi menyeluruh melalui sekolah, lingkungan, dan media massa.

Dalam hal kesadaran akan bahaya gula berlebih dalam minuman kemasan, mereka sependapat bahwa mengurangi asupan gula sangat penting untuk kesehatan. Mereka sudah mulai membatasi konsumsi gula dan memilih varian rendah gula.

“Untuk menghindari penyakit yang mungkin timbul dari gula, saya membatasi konsumsi dan banyak minum air mineral setiap hari,” kata Siti Ayu.

“Sekarang saya lebih memperhatikan label kemasan dan mencari yang rendah gula, seperti susu atau teh kemasan yang less sugar. Ternyata, minuman tanpa gula tidak masalah,” kata Alvioni.

“Sudah mulai mengurangi gula dan memilih minuman kemasan yang less sugar,” kata Dinno.

Mereka juga sering mendapatkan informasi tentang bahaya gula berlebihan melalui media sosial, yang semakin meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya membatasi asupan gula dari minuman kemasan.***