SOROTAN KATA – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap anomali cuaca yang terjadi saat ini, karena dapat memicu berbagai bencana.
“Anomali iklim dapat menyebabkan kekeringan dan di sisi lain curah hujan yang tinggi, sehingga hal ini harus diwaspadai,” ujar Pejabat Sementara (Pjs) Wali Kota Mataram Tri Budiprayitno pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Ia menjelaskan, mulai 30 September hingga 31 Desember 2024, Kota Mataram telah menetapkan status siaga darurat kekeringan. Beberapa wilayah di Mataram sudah menunjukkan penurunan debit air bersih sehingga perlu dibantu dengan suplai air bersih dari PTAM Giri Menang.
Namun, pada Selasa, 1 Oktober 2024, hujan mulai turun dengan intensitas sedang, meskipun tidak merata dan hanya dalam waktu singkat. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi cuaca saat ini sulit diprediksi.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk terus waspada, terutama di kawasan pesisir pantai yang rawan abrasi setiap tahun akibat gelombang pasang.
“Kami telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memeriksa kondisi di pesisir pantai, dan Alhamdulillah, sejauh ini masih terkendali,” tambahnya.
Selain itu, Pemkot Mataram juga meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mengambil langkah-langkah antisipasi terhadap munculnya penyakit saat peralihan musim atau pancaroba.
Menurut informasi, penyakit yang biasanya muncul saat musim pancaroba meliputi infeksi saluran pernapasan seperti flu, batuk, gangguan penciuman dan pengecapan, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, hingga sesak napas.
Selain itu, potensi peningkatan kasus demam berdarah juga perlu diantisipasi akibat berkembang biaknya nyamuk selama musim hujan dan cuaca lembab, terutama jika masyarakat kurang waspada dalam menerapkan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) serta PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
“Oleh karena itu, kami telah meminta Dinas Kesehatan segera mengambil tindakan antisipatif,” pungkasnya.***