.SOROTAN KATA – Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (Mdpl) di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, tercatat mengalami dua kali erupsi pada Sabtu pagi.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 05.38 WIB dengan tinggi kolom letusan sekitar 500 meter di atas puncak atau sekitar 4.176 mdpl.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 128 detik,” kata Yadi Yuliandi, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 06.37 WIB dengan kolom letusan setinggi sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 mdpl.
Kolom abu kali ini teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal yang juga mengarah ke barat. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 108 detik.
Gunung Semeru saat ini masih berstatus Waspada. Oleh karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa rekomendasi, yaitu masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena area tersebut berpotensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga sejauh 13 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran material pijar.
Masyarakat juga diingatkan untuk selalu waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan aliran lahar di sepanjang sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.***