Connect with us

Daerah

DPRD Soroti Temuan 13 Kasus Baru HIV di Tidore, Komisi III Minta Dinkes Intensifkan Edukasi dan Skrining

Published

on

Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tidore Kepulauan, Ardiansyah Fauji.
Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tidore Kepulauan, Ardiansyah Fauji.

SOROTAN KATA – Temuan 13 kasus baru Orang Dengan HIV (ODHIV) sepanjang tahun 2025 oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tidore Kepulauan mendapat perhatian serius dari DPRD setempat.

Ketua Komisi III DPRD Kota Tidore Kepulauan, Ardiansyah Fauji, menyebutkan bahwa penambahan 13 ODHIV baru merupakan sinyal bahaya yang tidak bisa diabaikan.

Advertisement

“Ini masalah serius, Dinas Kesehatan tidak boleh lengah. Temuan 13 kasus baru di tahun ini sangat mengkhawatirkan dan harus menjadi perhatian bersama,” tegas Ardiansyah saat diwawancarai, Jumat, 13 Juni 2025.

Berdasarkan data Dinkes Kota Tidore Kepulauan, jumlah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) tercatat sebanyak 110 orang sejak tahun 2018 hingga Juni 2025, dengan mayoritas penderita adalah laki-laki.

Advertisement

Untuk mencegah penyebaran yang lebih luas, Ardiansyah mendesak Dinkes agar melakukan edukasi secara menyeluruh dan berkelanjutan kepada masyarakat. Ia menekankan bahwa edukasi merupakan langkah utama dalam menekan laju penularan HIV, dan perlu melibatkan berbagai pihak terkait.

“Edukasi tentang HIV harus disampaikan secara masif dan mudah dipahami oleh masyarakat, khususnya kepada generasi muda seperti pelajar dan mahasiswa yang sangat rentan terhadap perilaku berisiko,” ujarnya.

Advertisement

Legislator dari PDI Perjuangan ini juga mendorong agar Puskesmas dan Dinkes meningkatkan intensitas skrining kesehatan terhadap kelompok rentan dan populasi kunci.

“Skrining ini tidak hanya untuk calon pengantin, tetapi juga perlu dilakukan bagi masyarakat Tidore yang bekerja di kawasan industri seperti Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Halmahera Tengah,” jelas Ardiansyah.

Advertisement

Ia menambahkan, Halmahera Tengah diketahui sebagai salah satu daerah dengan prevalensi HIV tertinggi di Provinsi Maluku Utara. Oleh karena itu, skrining dini dianggap sangat penting sebagai upaya pencegahan.

“Skrining adalah langkah deteksi dini untuk mengidentifikasi penyakit sebelum menunjukkan gejala. Jadi sangat wajar jika dilakukan kepada siapa pun, baik calon pengantin, pekerja di IWIP, maupun di perusahaan lainnya,” tambahnya.

Advertisement

Sebagai mitra kerja Dinas Kesehatan, Komisi III DPRD berencana akan memanggil Dinkes dan Puskesmas dalam waktu dekat guna membahas langkah-langkah strategis dalam menangani persoalan HIV ini.

“Insha Allah dalam waktu dekat kami akan memanggil pihak-pihak terkait untuk mendengar langsung dan bersama-sama menyusun langkah pencegahan yang lebih konkret,” katanya.

Advertisement

Lebih lanjut, Ardiansyah mengimbau masyarakat agar memiliki kesadaran tinggi dalam menjaga diri dari penularan HIV, seperti tidak berganti-ganti pasangan, menggunakan alat kontrasepsi, serta menghindari perilaku seksual berisiko.

“Kita harus saling menjaga. Setia pada pasangan dan menjaga perilaku adalah kunci utama. Ingat, mencegah jauh lebih baik daripada mengobati,” pungkasnya.***

Advertisement
Advertisement

Trending